Sabtu, 29 Mei 2010

LAMUNAN MALAM

Alunan lagu kamelia (Irwansyah) mengusik telingaku, irama dan liriknya menyentuh hingga dasar hati, menjadikan lamunanku terperangkap dalam kegelapan malam. Hhmmmm...lamunan malam, lagi-lagi lamunan malam, tak ada yang tersisa dalam jiwaku, melainkan pemikiran hampa tanpa tujuan, yah...ku lepaskan segala beban mlam ini untuk menentramkan jiwa yang terperangkap dalam rutinitas yang lelah.

Angin yang semilir bertiup, meyapa dan mendekap tubuhku diantara keremangan cahaya. Uh, sepi sunyi sendiri, begitu jiwaku belajar meronta. Angin malam terus bertiup sayu, semakin mendekap raga tanpa arah hayalan. Jiwaku seakan melayang entah kemana, seakan kuterbang setinggi-tingginya.

Malam semakin larut dan remang, cahaya lampu merkuri jalanan seakan ingin menyelip dibalik pepohonan yang tumbuh didepan rumah, uh...keramian jalan serasa tak ada arti, hilir mudik kendaraan hanya sebagai angin lalu yang suaranya membising sejenak lalu menghilang entah kemana arahnya.

Lamunan malamku semakin jauh, terbang melintas alam mayapada, menyentuh langit-langit rasa, mencoba menggapai bintang-bintang hati dan redupnya cahaya rembulan. Oh, dimana arah lamunan ini berada? Tanyaku dalam baris rasa hayalanku, kemana kuarahkan jiwa yang melayang tanpa arah tujuan, tak ada jawaban, hinggga ku jatuh terjungkal, terpental disudut rasa yang tak pasti.

Oh, apa yang ku lamunkan malam ini, mengapa lagu kamelia terus mengalun hingga hampir malam, kataku seakan jiwaku panik dalam rasa yang entah apa rasanya. Huh, siapa yang menyanyikan lagu cinta ketika lagu kamelia tak lagi mengalun, huff..ternyata aku telah terperangkap dalam hayalanku. Hayalan yang membuatku terbuai suasana yang tak jelas.

Oh, kembalikan aku pada kesadaranku, demikian rintihku dikesunyian malam dan aku terus berlari dari alam hayal konyolku, dan terus berlari, mencoba membebaskan jiwaku yang terperangkap pada lamunan dan hayalanku. Hentikan, teriakku membuatku sadar, betapa aku duduk sendirian dipelataran rumah yang sunyi senyap, tanpa siapa-siapa.

Oh, aku kesurupan, tidak...aku tidak kesurupan, begitulah aku terlepas dari perangkap lamunanku, hati merontak seakan ada dua jiwa dalam ragaku dan saling berlawanan keinginan. Tidaaak...bebaskan aku, biarkan aku hidup dan terus hidup normal, menjalani hari-hariku dengan penuh cinta, melewati kenangan yang terlewati dan yang akan dilalui nanti, dan menciptakan irama-irama baru dalam simponi cinta.

Oh, Tuhan. PetunjukMu kuharapkan. Jangan biarkan aku larut dalam hayalan yang membuatku rugi dan tak berarti. Kembalikan kebahagiaan yang Engkau pernah anugerahkan kepadaku, biarkan aku bahagia dengan kekasih yang Engkau ciptakan padaku, bentangkan jalanku, dan bimbinglah langkahku hingga aku dapat menemukan tulang rusukku yang hilang dulu. Hingga aku hidup bersama orang yang aku cintai.

Tidak ada komentar: