Sahabat, mungkin judul posting ini rada aneh atau terkadang basi untuk ditulis, tetapi biarlah saya menulisnya dengan cara saya sendiri, dan saya harap semua orang memahaminya, apa maksud judul posting kali ini. Ok, sudahlah terlalu berlebihan kalo menulis visi posting ini, hhmmm malah lari nih ke jalan yang salah, hehehe..
Kadang manusia cenderung melupakan penyebab demi menerima sebuah kejadian, cenderung menyalahkan kejadian apabila kejadian itu buruk menimpanya, bahkan ironisnya mengkambinghitamkan penyebabnya tanpa mencari tahu asal mulanya seperti apa.
Kita sebagai manusia juga cenderung menganggap kejadian suatu yang buruk dan bahkan mungkin menjijikkan dari bangkai hewan, itu salah satu sisi terbesar manusia yang pada dasarnya telah dikuasai kesombongan.
saya memberikan contoh apa maksud dari perkataan saya tadi, saya memiliki teman wanita yang kondisinya terganggu karena ulah seseorang yang berusaha untuk menganggunya, sebut saja orang Yun (nama samaran). Yun telah menjalin hubungan dengan seorang lelaki sebut saja Lan (nama samaran).
Ketika Yun dan Lan ini saling chating karena memang jarak mereka berjauhan, jadi komunikasi mereka selain telpon juga melalui facebook, dan Twitter. Ketika mereka tengah asyik mengobrol melalui pesan dinding, maka tiba-tiba saja mantar pacar dari Lan ini masuk kemudian berupaya merusak suasana obrolan dinding antara Yun dan Lan. Mantan pacar Lan dengan begitu manjanya seperti menggoda Lan dengan melemparkan sindiran kepada Yun.
Hal itu terus dilakukannya, sampai Yun menjadi marah, karena terus dilakukan untuk memancing kemarahannya Yun, dan Yun tak mampu membendung emosinya maka Yun melemparkan kata tak sedap pada mantan pacar Lan.
Akibat dari ulah mantan pacarnya Lan maka terjadilah kecekcokan diantara mereka, mantan pacar Lan marah akibat kata-kata tak sedap yang dikeluarkan Yun. Tetapi mantar pacar Lan ini terus melempari tuduhan ini itu pada Yun lalu mengklaim Yun tidak memiliki etika sama sekali padahal dia seorang pengajar profesional.
Demi perseturuan itu saya menyimpulkan, bahwa ini bermula dari ulah mantan pacarnya Lan yang terus berupaya merusak hubungan Yun dan Lan, padahal wanita itu yakni mantan pacarnya Lan telah berkeluarga. Ulah wanita itu yang menjadikan suasana menjadi tidak baik, si mantan pacar Lan ini beranggapan sikap emosional Yun adalah sebuah kesalahan, dan terus menganggap Yun salah, padahal dialah biang masalahnya.
Itulah manusia, cenderung menyalahkan kejadian. Ketika ditanya apa sebabnya kadang tidak mengakui awal mula masalah dari mana, dan apa motiv si Yun mengeluarkan kata-kata tidak baik kepada mantan pacar Lan, hanya mereka yang tahu masalahnya.
Sisi manusia adalah menyalahkan kejadian tanpa harus introfeksi dulu apa akar masalahnya, sehingga penyebab persoalan terlupakan. Karena sikap seperti ini, kadang kita tidak ingin disalahkan padahal kesalahan sebagian dari diri kita.
Seorang guru yang lembut pun bisa emosi bila ada ungkapan yang membuat privasinya tercemar, namun masalahnya yang harus diperhatikan adalah apakah emosi itu adalah kemarahannya dia sebagai guru pada siswanya? atau kemarahannya karena privasinya terganggu?
Masih banyak contoh lain tetapi mungkin belum saya bisa ungkapkan pada posting kali ini, mungkin terlalu panjang untuk sebuah halaman blog ini. Semoga masih puya kesempatan lagi untuk menjelaskan yang lebih banyak lagi tentang kecendrungan manusia melupakan penyebab.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar