Orang yang begitu kucintai sungguh mampu mengimbangi rasa kekangenannya dengan rasa kesabarannya, dia gadis manis yang kini kucintai, mampu bertahan disetiap keadaan yang terus berusaha menyempitkan waktu bersamanya, dia mampu bertahan dalam suasana yang terkadang timbul saat-saat dimana rasa kerinduan itu berubah menjadi kemarahan, sungguh dia gadis baik hati yang telah mengisi jiwaku.
Dia, gadis yang baik hati. Namanya Ana, gadis manis yang begitu hebat menempatkan dirinya pada keadaan yang positif, meski aku dan dia terkadang beberapa kali cekcok. Dia juga mampu memberi cahaya dalam jiwa ini, ketika gundah gelisah hati, memberi semangat ketika hampir terjatuh, menjadi penerang ketika pikiranku terperangkap pada kekacauan batin.
Ana, begitu nama kesayangkannya kupanggil, sungguh jiwanya teduh dan mulia, cara berfikirnya dewasa, dan caranya bermanja kusuka. Dia gadis lembut meski terkadang dia tegas, ya dia tegas bila aku melakukan kesalahan yang fatal.
Sikapnya ramah meski dia terkadang sedikit tempramen, ya dia jadi tempramen bila aku salah lagi sama dia, namanya orang kalo disalahin pasti akan marah. Dia gadis seadanya, alami tanpa campuran kosmetik diwajahnya, melambangkan bahwa dia begitu sayang pada dirinya dan tidak ingin merusaknya dengan luluran kosmetik, meski begitu dia selalu terlihat menarik, senyumannya begitu indah, dan bulatan kendisnya menambah manisnya dia.

Kurap dia, terus bersabar. Aku telah berikrar pada diriku, akan membawanya ketempat yang lebih mulia, dimana cinta itu telah dikukuhkan secara sakral, lewat ijab kabuldan dihadiri para wali dan saksi. Dia, kekasih hatiku, kuharap dia terus bersabar, dan menjadi pendamping hidupku, menyematkan kembali tulang rusuk yang hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar