ROMANTIS YANG HILANG

Malam minggu kali membosankan bagiku, malam yang membuatku bete (B T). Malam ini yang semestinya indah karena sudah beberapa hari tidak mendengar suaranya, dan melihat gelak tawa dan candanya., tetapi berganti dengan rasa yang penuh emosi. Apa yang terjadi dengan dirinya, aku tak memahami jelas, yang kutahu dia lagi marah dan cenderung menciptakan masalah baru, seakan menciptakan masalah baru diatas masalah keseharianku dan kesehariannya.

Aku marah, karena dengan susah payah aku mencoba membujuknya, setiap kata yang kukeluarkan selalu dijawabnya dengan yang menyimpang. Aku mungkin egos bila aku tak senang dibantah, ya umumnya laki-laki tak suka dibantah, tak suka suara perempuan lebih tinggi dari suara laki jika bukan menyanyikan lagu. Tak suka didahului meski salah langkah.

Begitu juga denganku, aku tidak suka pacarku lebih otoriter dariku, salah dan benar aku tidak suka dibantah oleh wanita, mungkin ini bagi sebagian orang adalah suatu keegoisan, tetapi aku sungguh kejam bila sedang marah, dan cendrung bertindak hal-hal diluar norma pergaulan. Karena itu, menurut egoku, bila aku sedang marah, pasanganku atau kekasihku jangan meninggikan suaranya atau balas marah apalagi membantahku dengan keras ketika emosiku sedang meluap.

Aku mau kekasihku, bila mungkin aku salah atau benar, jangan membantahku jika aku sedang marahm karena bila membantah bukan menghentikan kemarahanku malah membuatku semakin marah.Ada saatnya dimana aku membuka ruang besar untuk aku dan pacarku untuk saling terbuka, dan mengeluarkan uneg-uneg yang tersimpan. Itu sebanarnya yang paling aku sukai bila kekasihku melakukannya.

Yah, karena suasana berbeda dari harapan, akhirnya romantisnya malam minggu pun hilang, dan bergannti balutan emosi, amarah dan kekasaran hati. Aku marah karena pacarku menciptakan suasana yang tidak kusukai, pacarku marah mempermasalahkan hanya kerena aku tidak memberi kabar setiap hari, ya padahal dia tahu sendiri, betapa berbedanya suasana kerjaku dulu dan sekarang. Huff....