Selasa, 06 Juli 2010

CINTA ITU MILIK ALLAH

Hai, teman, sahabat, saudara, bapak, ibu, semuanya yang ada disini, hehehehe..apa kabar nih? Semoga baik-baik saja ya? hmmm...jadi nulis surat nih rupanya, hehehe, tentu tidaklah saya bukan menulis surat disini, tapi biasalah keceplosan menyapa, hehehe.

Semuanya...tahukah?
Bahwa cinta  itu milik siapa? Adakah yang menciptakan cinta itu selain Sang Maha Pencipta? Adakah manusia yang bisa hidup tanpa cinta? Mungkin terlalu basi membicarakan cinta disini, dan semakin basi bila terus membahasnya, ya mungkin hanya akan membuang-buang waktu saja. 

Tetapi, semakin dianggap basi, maka semakin penting ini diingatkan kembali kepada kita semua sebagai pelaku cinta. Saya bukan seorang pakar cinta, atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam rajutan cinta, namun saya disini berkeinginan sekedar untuk berbagi, upz...bukan berbagi kue lho..hehehe.

Saya pernah membaca dalam beberapa buku, yang menuliskan bahwa proses penciptaan manusia adalah karena sebuah cinta, cinta sang khalik Allah terhadap hambanya terbaiknya, ya itulah alasan mengapa manusia harus hidup. 

Tidak hanya berhenti sekedar kecintaan Allah terhadap hamba-hamba terbaiknya, tetapi bagaimana cinta itu diteruskan dan terus abadi sepanjang masa peradaban manusia, maka disitulah diutus banyak Nabi dan Rasul untuk meluruskan kecintaanNya kepada manusia yang mulai ingkar padaNya, dan dari cinta itulah Alah ciptakan syurga dan neraka.

Mengapa saya katakan bahwa dengan cinta Allah menciptakan surga? Mungkin ada yang berfikir atau paling tidak bertanya-tanya apa maksud saya mengatakan demikian. Begini, ketika Allah menciptakan manusia, maka diciptakan pula cinta diantara manusia, dibentangkanlah pula jalan-jalan cinta itu, dan diberiNya petunjuk bagaimana menembus dan melewati jembatan cinta Allah.

Allah telah menampakkan dihadapan manusia kemana arah cinta itu tertuju, dan semua akan berujung pada syurga dan neraka, bila cinta itu dilalui berdasarkan tuntunanNya maka pastilah syurga pencapaiannya, tetapi bila cinta tidak sesuai tuntunanNya, maka tentulah akhir perjalanannya adalah neraka yang menyala-nayal. Jadi secara logika cinta itu sebenarnya milik Allah, karena Allah yang menciptakan segalanya sekaligus memberikan arahanNya.

Bagaimana ketika cinta itu berada pada hati manusia? Tentu pertanyaan paling dekat dengan adalah seperti itu. Sahabat atau siapa saja pembaca blog ini, kembali pada judul posting ini Cinta Milik Allah, manusia merupakan obyek percintaan yang paling besar akan sebuah cinta dari Allah, mengapa saya sebut obyek? karena sudah fitrah manusia adalah memanggul cinta itu tidak hanya dipunndaknya dalam hal tanggung jawab, melainkan dibenamkan dalam hati untuk dijaga kefitrahannya, sekaligus menjaga kefitrahan manusia.

Banyak orang berfikir bahwa cinta itu kadang membawa sengsara. Seperti yang saya tuliskan diatas, bahwa ketika Allah menciptakan cinta, maka diajarkannya juga tuntunannya, jadi pada dasarnya kesengsaraan dalam sebuah percintaan disebabkan oleh kelalaian manusia itu sendiri, karena cenderung melalui kecintaan mereka tidak sesuai dengan  tuntunanNya. 

Kesengsaraan cinta pada manusia adalah akibat ulah manusia sendiri, dan itu mutlak. Lalu ada yang bertanya bagaimana ketika menjalani cinta itu sesuai tuntunanNya tetapi kita menjadi sengsara?

Saudaraku, percayalah setiap parbuatan yang didasari dengan ketulusan dan sesuai tuntunanNya, syurga adalah hasilnya. Percayalah, kita selalu diuji untuk memperoleh kemenangan sejati, semakin lama kita diuji dengan kesengsaraan semakin dekat kita pada predikat hamba terbaik, dengan bonus syurga atas keredhaanNya. 

Ibarat kita dibangku studi (sekolah dan kuliah gitu lho, hehehe) semakin lama semakin banyak tugas, maka semakin baik pula nilai kita, serta semakin tinggi tingkatan kita. Mungkin begitu perumpamaannya, tetapi lebih dari pada itu, serahkan kepada sang pemilik cinta.

Cinta merupakan bukti kasih sayang Allah yang dipancarkan kepada hati manusia, karena itu pancarkanlah cinta dengan benar, sesuai tuntunanNya.

Tidak ada komentar: