Kamis, 17 Februari 2011

Biarkan Saja Aku Melar

Aku tahu, tubuhku melar, aku tahu aku gendut, aku tidak seperti cowok-cowok lain yang kurus langsing seperti banyak orang. Memang dulu, tubuhku kurus tetapi waktu aku masih terlalu muda untuk menjadi orang kurus. Aku sendiri heran, mengapa tubuhku semelar ini, tetapi lihat saja keluargaku, aku terlahir dari rahim dimana mereka juga bertubuh melar.

Hardi/biarkan saja aku melar
Sebenarnya, aku tidak ingin semelar sekarang ini, dan upaya untuk mengempeskan perut terus masih kulakukan, tetapi hingga saat masih belum berhasil, dan perutku tetaplah seperti orang hamil 9 bulan. Memang butuh waktu untuk mengecilkan tubuh yang sudah kelewatan bengkak, tetapi bukan berarti aku tidak berusaha.

Program diet terus aku lakukan, mekan dan minum juga waktu istirahat dan olah raga sudah aku atur dengan baik, semua mulai kulakukan dengan mengikuti petunjuk klinis. Tetapi lepas dari usaha, semua butuh proses. Tidak semudah membalikkan telapangan.

Apakah kamu malu, memiliki kekasih yang juga calon suami bertubuh melar? Bila itu menjadi masalahmu, kecilkan pula kemelaranmu, bukankah kamu melebihi kapasitas sebagai wanita yang modis? Bukankah kamu wanita yang mestinya tampil indah, dengan ukuran proporsional?

Hardi_Image
Kadang aku heran, jengkel, marah, tetapi aku mencoba untuk menghindarinya, karena aku berharap kamu memahami aku dan menerima kekuaranganku. Ayolah sayang, kita mestinya saling menerima kekurangan kita, kita semestinya memahami kekurangan kita. Semestinya kita saling berkaca, bukan pada cermin, tetapi pada diri sendiri, apakah kita sudah cukup sempurna untuk pasangan kita?

Bila akhirnya sulit menerima keberadaanku ini, semua terserah kamu, toh bukan kamu, bukan aku yang hidup didunia ini. Manusia memang diciptakan kekurangan, tetapi Tuhan menciptakan keunikan lain untuk menutupi kekurangannya. Dan aku percaya, kekuranganku adalah kebaikanku.

Tidak ada komentar: